Mukadimah

Muhasabah di Depan Cermin

Jari jemariku bisu

Tak bersuara,

Tak bisa mengumandangkan mars-mars cinta

Pikiran ini beku, tak bisa merayu

Bahkan dengan satu stanza pun yang paling kaku

Apakah aku malu atau jemu?

Jangan pernah kau berbohong wahai diriku!

Jangan jadikan senyumnya sebagai plesiran

Yang kau kunjungi saat liburan

Saat hari-hari di depan matamu membosankan

Saat dia mu yang lain menjengkelkan

Saat impian terindahmu tak kesampaian

Dia bukan objek hiburan

Namun, dia adalah perempuan

Sosok lemah lembut, beralis lentik, dengan tatapan penuh pengertian

Dia adalah dia yang mendengarmu dan menasehatimu dengan keibu-ibuan

Jangan berbohong wahai diriku!

Cinta memang tak bisa berdusta

Hanya mulutmu yang kotor saja yang bisa

Mengobral rasa ke segala penjuru arah, tanpa lihat suasana dan daerah.

Hanya bermodal nafsu murah

Yang kau ikuti tak pek peduli bahwa itu salah

Wahai diriku!

Jika kau inginkan dia

Cintai dia, sayangi dia, ikhlaskan dia!

Jangan belenggu dia

Jangan sekap dia

Jangan rantai dia

Biarkan dia terbang bebas

Menari di cakrawala menggapai apa yang di atas

Tanpa kau memberi batas

Jika kau gila olehnya

Berjanjilah!

Dia  akan menjadi yang satu-satunya

Bukan salah satunya

Bahagiakan dia

Jaga kehormatannya

Hadang air matanya

Tuntun dirinya

Dan buatlah dia bahagia selamanya

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *