Kaulah Putri Salju
Tindak-tandukmu membekukan udara
Hingga sesak nafasku, pudar pandanganku, hampir jengah bernafas, ingin segera berkelana ke Nirwana.
Diam adalah istanamu
Yang memaksaku menjadi abdi dalemnya
Mengabdi seumur hidup meski tahu takkan pernah diangkat jadi raja
Bulu matamu bagai “ndamar kanginen”
Menari kala Kau berkedip
Elok nan luwes gerakanmya
Menghipnotis setiap pasang mata yang mengamatinya
Setiap kata-katamu adalah mahkota
Yang bertengger indah perlambang kedaulatan
Setiap kata adalah mantra yang membuatku bahagia tak terkira
meski tengah terjerembab dalam gundah gulana
Wajahmu adalah mahakarya
Tuhan menciptakanmu saat Dia bahagia
Memahat mata, hidung, dan mulut dengan presisi sempurna.
Tak terperi bahagia kala mata menangkap setiap sudut dan jengkalnya.
Darsun, 30 Juli 2018
Leave a Reply