Kisah inspiratif

Kisah Pelukis Yang Bijaksan

Alkissah pada zaman dahulu kala ada seorang raja yang sangat suka mengoleksi lukisan, hampir seluruh lukisan milik pelukis terkenal seantero negeri sudah ia miliki, ia juga mengoleksi semua tema lukisan.

Namun suatu ketika ia sadar bahwa ia belum memiliki lukisan dirinya sendiriĀ  di ruang tamu, namun raja juga malu jika mengoleksi lukisan dirinya sendiriĀ  karena mata kirinya yang sedikit cacat karena dahulu terbakar saat ia bermain api ketika Baginda kecil.

Sang Baginda Raja pun langsung memerintahkan perdana menterinya untuk membuat sayembara, barang siapa yang dapat melukiskan beliau dengan apa adanya beliau namun lukisan tersebut juga tak merendahkan martabat raja, maka akan dijadikan pejabat tinggi di kerajaannya.

Berdatanganlah pelukis-pelukis handal dari berbagai pelosok negeri, mereka bertekad sama yakni menjadi pemenang di sayembara akbar tersebut.

Hari sayembara dimulai, barang siapa yang sudah menyelesaikan lukisannya diharuskan memperlihatkannya pada Baginda Raja, hanya memakan waktu sehari seorang pelukis hebat asal China mempersembahkan lukisannya, Sang Pelukis sudah terkenal di negaranya sebagai pelukis handal, namun betapa murkanya raja ketika melihat lukisannya yang menggambarkan bahwa raja memiliki sepasang mata yang normal, raja memutuskan untuk menghukum mati si pelukis dengan cara memenggal kepalanya, memang raja ini terkenal tempramental, namun sangat mengahrgai orang yang bijaksana dan tidak menyukai orang penjilat dan pembangkang.

Semua pelukis yang melihat hal itu ciut nyali melihat pelukis bermata sipit itu kehilangan kepalanya saat algojo tanpa belas kasihan menggorok leher sang pelukis handal, tak sedikit dari mereka yang menggagalkan niatnya untuk mengikuti sayembara terebut.

Pada hari ke tiga, seorang pelukis bermata biru tampak dengan jumawanya menenteng lukisannya ke hadapan raja, dengan ambisiusnya ia memperlihatkan karyanya yang ia katakan dapat menandingi lukisan monalisa yang fenomenal.

Namun takdir berkata lain, raja tidak kalah murkanya ketika melihat lukisan wajah beliau sendiri dengan mata kiri yang cacat, sang raja juga menghukum pelukis tersebut dengan cara yang tidak kalah sadis dengan hukuman yang ditimpakan pada pelukis pertama yaitu pelukis bermata biru tersebut dimasukkan ke kandang Singa Afrika yang sedang kelaparan, seketika pelukis tersebut menjadi bulan-bulanan sang raja rimba yang tengah kelaparan dan dilhapnya habis sang pelukis bermata biru.

Ditengah suasana yang semakin mencekam itu, tiba-tiba menghadap seorang pelukis berkulit sawo matang yang menenteng lukisannya dan tanpa banyak omong ia menunjukkan hasil karyanya, diluar dugaann raja mengangguk angguk sambil tersenyum menunjukkan tanda puas hati, lukisan sang pelukis sawo matang memang bagus dan bijaksana, sang raja digambarkannya denga baju perang dengan posisi sedang membidikkan panah dengan mata kirinya sedikit memejam karena sedang membidik, hal itu membuat keadaan mata kiri raja yang kurang sempurna tertutupi.

Raja langsung bertanya kepada sang pelukis jabatan apa yang minta, dengan bijaksananya sang pelukis menjawab bahwa ia tak meminta jabatan, tapi sang pelukis meminta sang raja untuk mengurangi pajak yang selama ini dibebankan ke pundak rakyat jelata yang terkesan terlalu berat bagi rakyat, mendengar jawaban itu raja langsung mengabulkannya bahkan membebaskan semua rakyatnya dari semua jenis pajak dan menikahkan sang pelukis dengan putri raja yang terkenal baik hati dan cantik jelita.

Tak lama setelah itu sang raja meninggal dan digantikan oleh sang pelukis tadi, ia memerintah dengan adil dan bijaksana sampai akhir hayatnya.

 

Sumber : Ustadz Ali Maqsudi Al-Khafidz

Tagged , , ,

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *